Senang dan Membosankan Menjadi Pendidik

Bagian paling membosankan jadi seorang pendidik di sekolah adalah mengerjakan administrasi dan menghadapi supervisi. Bagian paling menyenangkan adalah berinteraksi bersama anak-anak dengan bermacam-macam karakter, dari yang kalem sampai yang liar. Meski kadang saya harus berpura-pura marah pada mereka toh ujung-ujungnya saya akan bilang kalau saya sayang sekali sama mereka. Polos, lucu dan kadang menjengkelkan hehehe.
Tadi siang dua murid saya yang memang polos (termasuk kategori inklusi) datang pada saya sewaktu jam istirahat olahraga. Saya yang sedang duduk di ruang guru menebak-nebak dia akan bertanya atau melaporkan sesuatu.

"Pak guru, hari ini saya tidak pakai celana dalam.."
Sontak, seorang siswa kelas di depan ruang guru berteriak mendengar itu,
"Hahaha, Iiih Damar ini, kok itu-itu aja pakai kasi tau pak guru, hahahaha"
"Tapi benar pak, celana dalam saya basah jadi saya tidak pakai celana dalam. Tidak apa-apa kan pak Guru" Damar malah terus saja dengan kepolosannya.

Demi Allah saya susah payah menahan tawa.

"Oh, tidak apa-apa, mar. Besok di pakai ya Sekarang main dulu sana sama teman-temannya"
"Oke pak guru!"
Selang beberapa menit saya berjalan ke ruang kelas 4, di jalan saya dicegat oleh Firdha yang lugu, paling sering diganggu temannya dan yang belakangan ini mulai percaya diri untuk maju mengerjakan soal di depan kelas.
"Pak Guru, mau nanya"
"Iya sayang, mau tanya apa?
"Pak, kenapa kita sering kangen sama kakak sama adik kita?"
Saya diam, berpikir sejenak memilih kata-kata yang tepat dan paling sederhana untuk menjawab pertanyaannya.
"Hm.biasanya kita kangeen itu karena tidak bertemu, misalnya pak guru kangen sama ayah ibu pak guru karena belum ketemu sekarang, biar tidak kangen nanti ketika libur pak guru pergi deh ke rumahnya. kakaknya firda dimana?"
"Udah meninggal, pak guru...."
"Innalillahi..." saya membatin, saya langsung membayangkan pastilah sang kakak yang dikangenin adalah sosok yang istimewa buat dia, bisa jadi sang kakak adalah teman bermain setiap hari.
"Kapan meninnggal kakaknya?"
"Waktu masih bayi, pak guru..."

HAH???

Beuh... Dasar anak-anak. Saya sampai bingung mau bilang apa sama dia. tadinya sudah membayangkan terlalu jauh dan peenuh drama ternyata h ternyata
"Kangeen saya pak guru, mau liat kayak gimana rupanya kakak kita..."

"Hehehe, kakaknya sekarang sudah di surga, kalau kangen firda harus sering-sering berdoa buat kakak dan ayah ibunya. Harus jadi anak yang baik juga ya biar bisa ke surga kelak liat kakaknya.., sekarang main dulu sama teman-temannya, pak guru masih ada kerjaan"

Lalu diapun ngacir.

dan malam ini, saya lebih senang menuliskan cerita bersama anak-anak di sekolah atau menyiapkan "sesuatu" untuk membuat senang besok, lusa dan seterusnya daripada harus mengerjakan rupa-rupa administrasi ini. Tenggat waktu semakin dekat tapi saya masih ogah-ogahan. Lebih semangat membuat RPP dan media audio video untuk membuat mereka betah berlama-lama di kelas menyimak pelajaran dan cerita-cerita yang saya ceritakan di sela-sela belajar.

Seandainya tidak perlu Guru di jejali dengan bertumpuk-tumpuk administrasi saya yakin banyak waktu yang bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas mendidik dan bisa lebih dekat dengan siswa.


Note :
Tulisan ini dibuat oleh seorang guru baru yang belum punya banyak pengalaman dan pengetahuan tentang dunia pendidikan, yang saya tahu saya ingin menginspirasi anak-anak agar berani bercita-cita dan berani menggapainya melalui sekolah. Jadi, mari kita berdiskusi dengan baik di klom komeentar di bawah..


Comments