Famtrip Genpi Lombok Sumbawa, Dari Dasar Laut Sekotong sampai Ke Atas Bukit Merese

Lombok itu masih perawan! setidaknya itu yang saya rasakan ketika kemarin mengikuti Famtrip Genpi Lombok Sumbawa bersama 35 orang yang masing-masing merupakan anggota Genpi Lombok Sumbawa, Genpi Jakarta, Genpi Lampung dan dari Kementrin Pariwisata Republik Indonesia ke destinasi-destinasi indah dan unik di Lombok Barat dan Lombok Tengah.

Snorkeling di Gili Rengit dan Gili Layar


Trip dua hari ini dimulai dengan island hopping dari Gili satu ke Gili lainnya. Gili pertama yang menjadi tujuan adalah Gili Gede di wilayah Sekotong, Lombok barat. Gili Gede dengan pasir putih yang indah dan garis pantai yang cukup lebar serta perairan yang dangkal sangat cocok untuk liburan keluarga. Di Gili Gede kami tidak lama karena disini kami selain menikmati pantainya, disini kami makan siang dan sholat zuhur. Karena tujuan berikutnya adalah snorkeling di dua gili. Gili Rengit dan Gili Layar. Saya baru pertama kali kesini. Selama ini spot snorkeling yang pernah saya coba cuma di Pantai Senggigi dan Gili Nanggu, saya pikir itu udah bagus banget ternyata di Gili Rengit dan Gili Layar jauuuuuuuh lebih bagus lagi. Benar-benar saya terpesona dan rasanya tak ingin keluar dari dalam air. Terumbu karang yang besar-besar dengan bentuk serta warna yang unik, ikan-ikan yang cantik nya masyaallah... Amat sangat indah. Sayangnya saya tidak bawa housing underwater untuk kamera saya tapi tanpa kamera saya benar-benar fokus menikmati pemandangan bawah laut yang sangat luar biasa. Kerennya lagi gili ini masih jarang dikunjungi. Sepi banget, serasa pulau pribadi. 

Sekarang saya semakin percaya kalau Lombok itu serpihan surga. Ini baru secuil yang saya lihat. Masih ada buaanyaaak sekali gili dan spot snorkeling yang bisa jadi jauh lebih indah dari yang pernah saya lihat. Yuk rencanakan liburan kalian ke Lombok. Lombok tak akan pernah membuat kalian kecewa dengan keindahannya yang tiada tara.

Sepulang dari Gili-gili ada hal yang sampai saat ini masih meggangganjal sih. Bikin pengen balik lagi kesana. Jadi di tempat kita naik boat menuju Gili-gili ada lokasi penjualan Gurita. Gilak. Akutu pecinta Gurita banget. Nulis ini aja aku sambil ngilerr haha. Gurita disana segar-segar, besar-besar dan astaga murah-murah. Satu kilogram cuma 50ribu doang dan satu kilogram itu bisa naik dua ekor. duh! Udah hampir deal untuk beli eh saya baru ingat di mobil ada teman-teman yang pasti akan terganggu dengan wanginya Gurita sepanjang perjalanan. Finally, saya naik mobil dengan perasaan yang aneh. Sedih-sedih ngiler gimana gitu. Muncul wacana. Saya akan kembali untukmu, Gurita!

Explore Budaya  di Desa Sukarara, Desa Penujak, dan Desa Adat Ende


Hari kedua, kami menuju wilayah selatan Lombok Tengah. Perjalanan yang sangat seru dengan orang-orang yang seru ini dimulai dengan mengunjungi desa penghasil gerabah, Desa Penujak namanya. Di desa ini, ibu-ibunya kompak banget, kerjasama bikin gerabah-gerabah cantik dan unik. Tangannya cekatan banget. Disini kami disambut dengan musik gending dan gamelan khas Sasak yang seru abis. Jugaada welcome drinknya euy, Kopi Hitam  Sasak yang sedaaap. Selama didesa ini saya dan yang lain jadi tahu bahwa penghasil gerabah di Lombok ternyata bukan cuma di desa Banyumulek Lombok Barat melainkan juga ada di desa Penujak Lombok tengah. 

Di central tenun desa Sukarara lebih seru lagi, disini kita bisa menjumpai aneka jenis dan motif kain tenun khas Sasak, mulai dari tenun Subahnale, Motif kangkung, Rangrang, dan sebagainya ada disini dengan harga yang bervariasi. Serunya disini kita bisa melihat langsung proses menenun, kita juga diberikan kesempatan mencoba untuk menenun langsung. Begitu tahu boleh mencoba pakaian adat sasak dengan gratis kami langsung mencoba memakai pakaian adat Sasak dan berfoto di bangunan rumah khas Lombok yang berbentuk Lumbung dengan bentuk atap yang khas sekali.  




Perjalanan berikutnya menuju Desa Ende. Selama perjalanan gilak seru banget, semuanya dangdutan dan benar-benar bikin perjalanan terasa berkesan. 

Selama ini wisatawan yang berkunjung ke Lombok pasti lebih mengenal desa Adat Sade daripada desa adat Ende atau yang lainnya. Dua desa ini sama-sama memiliki keunikan tersendir dan kali ini saya berkesempatan menelusuri desa Adat Ende yang unik ini. Desa Adat Ende tidak terlalu luas, sejak masuk gapura desa kita akan menjumpai bangunan-bangunan dengan bahan dasar bambu. bahkan mushallah juga terbuat dari bambu. warga desa sehari-hari memakai paaian khas sasak, yang ibu-ibu memakai Lambung dan bapak-bapak dengan sapu dan kain Sasaknya. Karena bangunan-bangunannya yang khas, desa ini jadi instagramable banget. Paling berasa sih jadi kayak kita liat lagi kehidupan masa lampau suku Sasak di Lombok. Kearifan lokal masih terjaga dan asli. 

Tak kalah seru lagi waktu semua pengunjung yang sudah berkumpul di sejenis balairung gitu disuguhi atraksi seni ketangkasan Perisean. Dua pria dewasa dengan Penjalin (sejenis tongkat pemukul) dan Tameng saling berhadapan dan fight! Uniknya Perisean ini bukan untuk gagah-gagahan semata. Ada tari-tarian nya gitu sebelum mulai saling serang, wasitnya kocak banget pas nari-nari. Perisean pada zaman dahulu adalah bentuk latihan dan juga untuk tarung antar lelaki dalam rangka memperebutkan sesuatu secara adat. Bukan sembarangan. Tapi di zaman sekarang Perisean menjadi hiburan untuk wisatawan yang memiliki makna tentang ketegasan, kekuatan lelaki dan sportifitas. 

FYI, di desa Ende ini juga ada gallery khusus hasil kerajinan tangan warga. Di pajang secara khusus dalam sebuah bangunan gallery yang bisa dikunjungi atau langsung dibeli oleh pengunjung. Semua benar-benar homemade, hasil karya ibu-ibu, mbak-mbak dan bapak-bapak Desa Adat Ende, kalau kalian nanti ke Ende, dibeli ya sebagai bentuk dukungan kepada mereka agar tetap semangat melestarikan budaya. 







Jalan-jalan di Kuta dan Sunset di Bukit Merese

Pantai Kuta sekarang udah keren banget genks! Sejak masuk dalam program 10 destinasi prioritas, Panyai Kuta berbenah dengan amat sangat menawan. Pantai yang memiliki pasir unik ini dibuat sedemikian megah dengan tribun yang menghadap ke laut, taman-taman, ruang untuk bermain, berjalan, berlari, camping, spot ramah anak, dan lainnya. Pantai Kuta dibuat benar-benar nyaman untuk dikunjungi smeua usia, bayi, anak-anak, remaja, dewasa maupun lansia. Keindahan pantainya tak pernah pudar malah semakin keren. Banyak spot untuk membuat konten instagram atau channel youtube kalian.

Terus, buat yang pernah ke Lombok pasti tidak asing dengan bukit Merese, walaupun mungkin belum kesana. Bukit Merese ini benar-benar primadona para wisatwan dan instagramer. Bukit nan luas dengan padang rumput yang menutupi seluruh punggung bukit terus viewnya lautan yang Masyaallah indahnya. Pas berdiri di atas bukit mereka kiri kanan depan belakang kita itu view nya memanjakan mata banget. Kamu pasti bakal berdecak kagum terus kalau kesini smaa kayak kami kemarin waktu melanjutkan perjalanan ke Bukit Merese setelah dari desa Ende. Meski udah berkali-kali kesini tapi tetap aja kagum dan seolah baru pertama kali datang. Setiap sudutnya adalah spot foto! So kalau kesini siapin memori yang banyak ya. 

Sunset di bukit merese itu amazing banget! Momen sunset yang sebenetar itu saya manfaatin banget buat ambil gambar sebanyak-banyaknya. Gitu juga dengan teman-teman yang lain. Semua sibuk memotret, dipotret, bikin video dan sebagainya. Alam Lombok memang luar biasa. Bukan hanya pantai-pantainya tetapi budaya, tradisi dan bukit nya surga banget!



Pokoknya kalau ke Lombok kamu bakal dapat banyaaaak banget kesan dan pengalaman yang seru. Di jamin!

Tonton Keseruan Famtrip genpi Lombok Sumbawa di bawah ini :





Comments

Post a Comment