Gadai SK Bukan Salah, Asal Bukan untuk Gaya Hidup yang Salah


Waktu SK ASN atau PPPK turun, yang datang bukan cuma ucapan selamat—tapi juga tawaran pinjaman dari berbagai arah.
Bank, koperasi, lembaga pembiayaan, bahkan teman yang baru nongol lagi, tiba-tiba jadi "financial advisor dadakan".
Bro, ini ada kredit motor murah, tinggal kasih SK aja.”
Pakai SK-mu aja dulu, mumpung masih anget…”

Dan jujur, godaannya memang besar.
Aku sendiri adalah seorang PPPK sejak tahun 2022. Dan alhamdulillah, sampai sekarang belum pernah sekalipun terlintas untuk gadai SK.
Bukan karena sok idealis, tapi karena kebutuhan primer dan sekunder di rumah sudah cukup terpenuhi. Gaji langsung autodebit tiap bulan untuk tabungan pendidikan ketiga anak kami. 
Sejak awal menikah, aku dan istri sepakat: usahakan hidup tanpa cicilan. Dan alhamdulillah, sekarang sudah mau memasuki tahun ke-14 pernikahan dan kami masih bertahan dengan prinsip itu.

Tentu bukan berarti hidup kami tanpa tantangan. Tapi kami sepakat untuk tidak menjadikan SK sebagai “lampu hijau” menggadaikan masa depan demi gengsi hari ini.

Satu Gaji, Banyak Tanggung Jawab

Makanya, selain jadi ASN, aku juga mencari tambahan lewat berbagai jalur: Jualan online, Menulis blog yang sudah termonetisasi, Kolaborasi dengan brand via medsos & YouTube, Jadi affiliate toko orens, Kadang ngambil job copywriting, Bahkan sesekali jadi MC atau presenter kalau lagi pede 😁

Karena yang berat itu bukan rindu seperti kata Dilan, ya, tapi bertahan hidup dari satu penghasilan.
Apalagi buat generasi milenial yang banyak jadi sandwich generation—harus urus anak dan tetap support orang tua.

Belajar dari Psychology of Money

Salah satu buku yang ngajarin aku banyak soal keuangan adalah Psychology of Money.
Dari situ aku paham bahwa:
Kekayaan bukan soal seberapa banyak yang kamu hasilkan, tapi seberapa bijak kamu mengelola apa yang kamu punya.”

Gaji besar pun bisa habis kalau gaya hidup ikut membengkak. Sebaliknya, gaji sederhana bisa cukup, bahkan lebih, kalau pengelolaannya tepat dan bijak.

Jadi, Gadai SK Itu Boleh?

Jawabannya: boleh banget. Asal tujuannya jelas.
Kalau untuk pendidikan, kesehatan, atau modal usaha yang produktif—nggak masalah.
Tapi kalau cuma buat beli HP terbaru, motor modif, atau jalan-jalan demi “kelihatan mapan”…
Mending pikir ulang.

SK itu tanda kepercayaan negara. Jangan sampai, belum juga lama kerja, kepercayaan itu malah disandera oleh gaya hidup konsumtif.

Yuk, Melek Finansial dari Sekarang
Kalau kamu baru nerima SK ASN atau PPPK, selamat!
Tapi setelah itu, coba tarik napas sebentar dan tanya ke diri sendiri:

“Mau saya apakan penghasilan ini?”
“Apakah saya sudah paham prioritas keuangan saya?”

Beberapa hal kecil yang bisa kamu mulai:
✅ Pisahkan rekening harian dan tabungan
✅ Bangun dana darurat (3–6 bulan pengeluaran)
✅ Mulai rencanakan tabungan pendidikan anak
✅ Hindari cicilan konsumtif yang tidak perlu
✅ Ikuti akun atau channel edukasi finansial yang ringan tapi bermanfaat

Kalau kamu punya cerita atau prinsip keuangan lain yang kamu pegang sebagai ASN atau PPPK, yuk sharing di kolom komentar.
Siapa tahu bisa jadi inspirasi buat teman-teman lain yang lagi belajar melek finansial juga.

Karena sesungguhnya, jadi ASN itu bukan soal status… tapi tentang tanggung jawab—termasuk dalam mengelola rezeki yang dipercayakan.

Comments