Ketika Mimpi Buruk

Tepat jam 4 dini hari aku terbangun. Aku terhenyak dan tersadar lalu dengan dada yang masih bergemuruh aku beristigrar dan membaca ta'awuz. Aku mimpi buruk!

Semalam aku tidur lebih awal karena keletihan setelah snorkeling di Senggigi sejak jam 4 sore bersama empat orang teman yang 3 diantaranya kukenal dari facebook. Semalam istriku melarangku untuk begadang seperti biasa karena aku memang terlihat letih. Kamipun mengobrol hal-hal ringan dan bercanda di tempat tidur sembari tangannya membelai-belai rambutku hingga aku tak sadar tepatnya jam berapa aku tertidur pulas dan bermimpi, mimpi yang penuh intrik, buruk dan semoga Allah menjauhkanku, keluargaku dan kita semua dari hal-hal buruk.

Seperti yang pernah kubaca, mimpi buruk itu sebaiknya tidak diceritakan kepada siapapun tapi aku yakin ada pelajaran yang bisa diambil dari mimpi burukku semalam. Tentang nilai persahabatan, mencari teman, menjaga tingkah laku dan menjaga diri dari emosi, iri dan dengki. Entah mengapa setiap aku bermimpi selalu seperti sebuah cerita film dengan cerita yang runut, ada awal dan ending walau terkadang aku sering terbangun ketika cerita dalam mimpiku mencapai klimaks.


Dalam mimpiku, aku dan teman-temanku di pramuka, Kak Alfin, Kak Yayan, Kak Ishak, David, dan Boren seorang lagi temanku yang lain (entah bagaimana ceritanya bisa bergabung bersama anak-anak pramuka) baru saja selesai berkemah di sebuah desa yang indah. Sebuah desa yang mempunyai danau dengan air yang berputar mengelilingi danau dengan tenang, bukan seperti pusaran mata air. Di tengah danau itu terdapat sebuah gundungan tanah (atau batu) yang menjulang tidak terlalu tinggi. Air-air tadi dan benda yang ada diatasnya berputar mengelilingi gundukan yang seperti bukit kecil itu. Kami berjalan pulang berkemah melewati danau tersebut. Lalu aku melihat tubuh orang ikut terbawa aliran air, aku seperti mengenalnya. "Lihat, itu mayat terapung mirip kak Ishak" kataku dan mereka semua menoleh lalu mengiyakan. Tapi kak Alfin bilang di Desa itu mayat orang yang di buang ke Danau itu biasanya mayat orang yang tak dikenal atau mayat penjahat. 

Lalu aku menyadari sesuatu yang tak biasa dari seorang temanku, kak Ishak. Dia terlihat lebih berisi dan pakaiannya tidak seperti biasa yang selalu longgar. Saat itu ia memakai pakaian yang terlalu mencolok karena seperti kekecilan. Selama ini kami mengenal kak Ishak selalu berpenampilan cuek, gak teratur dan tidak berkacamata. Akupun bertanya, "ini tidak seperti biasanya, aku yakin ini bukan Kak Ishak. Kamu siapa?" Teman-teman yang lain sadar dan mulai memperhatikannya hingga akhirnya kami tiba disebuah rumah di dalam desa (entah rumah siapa dengan cat hijau diseluruh temboknya). Kami terus mendesak orang yang kami pikir kak Ishak ini hingga akhirnya ia mengakui dan bercerita.

"Iya, aku memang bukan Ishak. Aku mirip dengannya dan sebuah kejadian yang tidak ku sengaja telah membuatnya tewas"

Kami terhenyak, seakan tidak percaya bahwa apa yang dikatakan anak itu adalah lelucon. Ia meyakinkan kami bahwa ia memang terlihat mirip namun ia tidak bisa menyamai cara Kak Ishak bertingkah laku atau berpakaian, ia juga mengaku tidak bisa tenang karena terus dikejar rasa bersalah karena telah membunuh. Aku terbengong-bengong kaget mendnegar pengakuannya. Hanya kak yayan yang terlihat tenang. Ia meminta anak itu terus bercerita.

Ia disewa oleh seseorang yang tidak suka pada kak Ishak. Seorang cewek yang pernah dikecewakan. Sebenarnya ia tidak berniat membuat kak Ishak tewas, ia hanya ingin memberinya pelajaran karena ia ternyata juga menyukai cewek tersebut. Ia bercerita ia tak sengaja membuat kak Ishak tewas saat mereka berkelahi di dalam hutan yang cukup jauh dari perkemahan, tengah malam. Ia tak sengaja memukul tengkuk kak Ishal dengan bambu karena sudah kalap dan lawannya tewas seketika. Ia panik lalu membuang mayatnya ke Danau (padahal jarak hutan ke danau jauh sekali, aah mimpi). Ia sadar dirinya mirip dengan kak Ishak dan mulai menyamar untuk mengelabui kami. Tapi akhirnya ia tak bisa menyimpan terus kebohongannya hingga ia punya niat untuk berterus terang.

David menangis, aku masih terperangah, kak Alfin emosi, kak yayan tetap tenang lalu mengahmpiri anak itu. 

"Kamu menyesal?" tanya kak yayan

"Iya, saya menyesal sekali dan saya takut" jawabnya

"Oke, aku akan mengakhiri ketakutanmu" kak yayan lalu mengeluarkan sebilah clurit dari punggungnya tanpa di sadari anak itu lalu kemudian aku tak sanggup melihatnya. Aku berlari menjauh keluar rumah, terus berlari diikuti oleh Boren hingga entah bagaimana aku tersadar sudah sampai di rumah, malam dan gelap.

Esoknya berita tentang pembunuhan ada dimana-mana. Aku ketakutan, stress dengan keadaan itu. Bagaimanapun aku telah terlibat dalam kasus ini. Aku tak tahu harus berbuat apa. Boren juga terlihat sangat ketakutan meski belum ada yang mencurigai kami sebagai orang yang berada di tempat kejadian.
Aku tidak tahu kabar kak Yayan dan yang lainnya. Aku mengkhawatirkan mereka. Rasanya ingin berteriak dan berkali-kali aku yakinkan diri bahwa ini hanya mimpi. Namun aku tak terbangun juga. Aku berlari, lari dan terus berlari entah kemana. Aku tidak ingin di penjara, aku tidak menyangka akan menyaksikan dan mengalami semua ini. Aku masih berlari hingga jauh, keringatku bercucuran, aku lelah sekali dan akirnya.. Aku terbangun!

Betapa lega rasanya mendapati semua itu hanya mimpi. Aku membaca doa yang diajarkan Nabi SAW jika bermimpi buruk "ALLAHUMMA INNII A'UUDZUBIKA MIN 'AMALISY SYAITHOONI WA SAYYIAATIL AHLAAMI." "Ya Allah,sesungguhnya aku berlindung kepadaMU dari pekerjaan syetan dan dari mimpi mimpi yang buruk" seraya menenangkan diri. Nafasku masih terengah-engah dan pelan-pelan mulai tenang dan aku bangun untuk mengambil segelas air putih kemudian menyalakan komputer.

Ah ada sesuatu yang ternyata aku lupa. Pagi ini Final Liga Champion 2013! Alhamdulillah masih tinggal seperempat waktu lagi akan berakhir. Aku berusaha melupakan mimpi buruk tadi dan mulai mendukung Bayern Munchen hingga akhirnya menjuari pertandingan!

Semoga semuanya hanya terjadi di dalam mimpi. Semoga Allah senantiasa melindungiku, keluargaku, teman-temanku dari fitnah dan orang-orang yang aniaya. 

Aamiin.



Burger Kill feat Fadly Padi Tiga Titik Hitam by R Achmad Syarif

Comments

Post a Comment