Ketika film ini tayang di bioskop Lombok sedang waspada gempa yang datang bertubi-tubi. Jangankan masuk bioskop, masuk rumahpun saat itu adalah hal yang menakutkan. Meski dapat nonton streaming saya cukup puas bisa menonton film ini. Jujur sejak awal muncul dan liat trailer saya berpikir aaah paling gak lebih bagus dari Pengabdi Setan nih. Tapi beberapa teman di luar daerah sempat rekomendasiin. Akupun penasaran. Dan malam ini, meski agak enggan nonton horror sendirian di rumah toh akhirnya nonton juga dan kelar.
Film ini adalah jenis film horror yang ketika abis nonton bukan hanya jadi parno tapi juga jadi membuat kita bergumam..kayak "Hmm jadi seperti itu ternyata.." Ngeri juga ya .." atau "Gilak bisa ya begitu!" dan buat saya film yang berhasil bikin saya bergumam seperti itu artinya film bagus. Semacam ada informasi baru, pesan moral dan pelajaran baru yang saya dapat ketika selesai menonton. Oke kita lanjutkan ya.
Jadi film ini bercerita tentang sebuah keluarga yang hidup damai dan harmonis tiba-tiba saja mengalami kejadian tak terduga. Di suatu makan malam di meja makan, sang bapak tiba-tiba kesakitan mengeluarkan beling dari mulutnya dan meninggal. Sejak saat itu, kedamaian keluarga itu mulai terusik. Sang ibu mulai mendapatkan teror-teror gaib yang ia simpan sendiri dan menjadi tekateki memusingkan buat dua anaknya. Lantas mereka mulai menyelidiki apa yang terjadi dengan keluarganya. Konfilk dan keseraman dalam film ini di mulai disini.
FYI, meskipun judulnya sama film ini bukan remake atau reboot dari film Sujiwo Tedjo dulu. Film ini memiliki cerita yang kuat, dengan alur yang penuh twist yang bikin kita menduga-duga. Aslii bikin greget dan atuuut. Aku dan kalian pasti suka film Pengabdi Setan karya Joko Anwar, coba deh nonton film Kafir (2018) ini, aku yakin pandangan kalian akan berubah. Horror yang ditawarkan sama sekali gak murahan. Gak yang ngagetin dengan musik-musik yang lebih seram dari hantunya. Film ini benar-benar bikin gak santai sama kejutan-kejutan halusnya yang bikin aku harus melihat layar dengan ekor mata doang. Twist-twist di film ini benarbenar juara!
Paling suka dengan tone dan sinematografi yang classic Stylist mirip-mirip tone gambar film-film hollywood. Cinematografi yang gak biasa dan bikin enak mata menonton menjadi nilai plus buat film ini. Karena menurut saya sebagus apapun cerita film kalau sinematografy nya biasa aja ya tetap gak menarik. Apalagi film ini di dukung oleh pemain yang aktingnya benar-benar ngeblend dengan karakter yang diperankannya. Putri Ayudia sebagai Sri yang total banget dan mengerikan. Lalu, ada Teddy Syach sebagai Herman yang menarik perhatian meski hanya tampil di awal film dan membuka cerita. Kemudian, ada Nadya Arina sebagai Dina dan Rangga Azof sebagai Rangga. Mereka bisa banget gitu memerankan keluarga utuh yang bahagia sekaligus merana seketika karena terror-terror gaib yang menyerang. Aktor legendaris, Sujiwo Tejo yang dulu bermain di film dengan judul yang sama kembali memerankan dukun bernama Jarwo. Meski film ini bukan film lanjutan, sosok Sujiwo masih bisa bikin ngeri aja. Asli Ngeri banget. Ga suara, gak wujudnya semua ngeri tulen. Lalu, ada Nova Eliza sebagai Leila, Indah Permatasari sebagai Hanum, dan Laksmi Notokusumo sebagai nenek di rumah Jarwo. Mereka adalah kejutan-kejutan di film ini.
Sekali lagi film ini berhasil merebut perhatian, kemarin-kemarin saya boleh bilang film horror terbaik indonesia saat ini adalah Pengabdi Setan tapi setelah nonton Kafir yang ini, ini yang juara! Secara keseluruhan. Baik Cerita, Alur, Latar, Cinematografi, Tone, Soundtrack dan tentu saja pemainnya.
Untuk film ini saya kasi bintang 9 dari 10. Karena Kesempurnaan hanya milk Tuhan, :)
Kamu udah nonton belum, genks? Kalau belum coba deh nonton. Selain dapat sensasi takut-takut juga bakalan dapat pesan moral dan informasi baru tentang dunia per-santet-an.
Ini Dia Trailernya
Comments
Post a Comment